
Day 6 - a first week
“Namanya Jepun” kata Bli Ari, si pemilik villa. Tangannya sibuk mengatur tali-tali benang layang-layang di taman. “Jepun akan berbunga setiap saat setelah berotasi” Lanjutnya mendengarku bertanya heran mengenai bentuk lucu pohon itu . Villa Lokapala punya lebih dari sepuluh pohon Jepun.Menurut Bli Wayan setiap orang bali, atau di setiap sudut jalan di Bali pasti akan akan melihat pohon Jepun. Mataku menyapu seluruh keberadaan pohon Jepun di taman. Hanya satu pohon yang kelihatan sedang berdaun hijau, sementara beberapa pohon nyaris botak, atau paling tidak berdaun dua atau tiga. Pagi hari pertama setelah operasi, di istana Lilo,aneh melihat pohon botak dipertahankan di taman asri. Melihatku bengong seperti hendak mengira-ngira sesuatu, Bli Ari yang saat itu sedang berjalan menuju sawah di dekat kolam renang untuk mengaitkan layang-layang berhenti sejenak di dekatkku dan menambahkan ” Memang awalnya kelihatan botak Cuma batang kayu begitu. Lama-lama berganti musim, atau bulan akan keluar daun, hijau semuanya, lebat diseluruh batang itu. Tiba-tiba akan muncul bunga. Harum sekali. Warnanya bisa putih, merah mirip jingga dan kuning. Keharuman bunga pohon Jepun sangat terkenal dan dipakai dalam setiap sesajen atau perayaan di Bali, atau sekedar untuk dekorasi”
Ah.Mengerti sekarang. Pohon botak yang kelihatan tak berguna itu ternyata sangat mempengaruhi kehidupan orang di pulau para dewa ini. Perlahan-lahan mengingatkanku pada si kaki kanan yang sekarang kuberi nama “Kanan”. Bangun pagi ini terasa lebih menyenangkan dibandingkan saat masih di rumah sakit. Tentu saja. Ada semacam harapan yang bergelembung, membuncah keluar bersamaan dengan dibukanya jendela kamar yang memperlihatkan deretan taman, juga patung ganesha. Hari pertama memang selalu punya harapan baru, tapi tidak selalu dengan keberanian yang setara dengan harapan. Rasa sakit di wilayah pinggang tempat dimana tulang dipinjam terasa sakit setiap kali bergerak. Belum lagi, KANAN rasanya berat sekali seperti sedang menggantung seember air di bawah sana. Apalagi rasa takut jika mengganggu kosentrasi komunikasi atau pekerjaan yang sedang berlangsung di wilayah tulanger dan daginger di dalam sana. Bagaimana kalau salah gerak? Sudah pernah rasanya menangis hebat ketika memaksa KANAN yang telapaknya menghadap lurus ke tanah sejak dua tahun memijak di tanah demi menahan berat sophie saat motor yang nekad kuboncengi demi mengunjungi makam mama sebelum kembali, terpeleset dalam genangan air. Jangan ditanya cerita bagaimana hari dimana ada puisi di malam hari di ruang hijau. Makanya, akhirnya memutuskan hari ini masih harus dipapah Yana. Berjalan sangat pelan, dengan badan yang condong ke depan, pungung membengkok. Masih sakit. Hanya mencoba bergerak sedikit. Mencoba sedikit berani berpegang pada kata dokter yang kali ini lebih kupercaya bahwa bergeraklah, jangan takut. Satu-satunya yang tidak boleh adalah memijak di tanah, jangan dulu. Demikian pesannya.
Apa gerangan yang terjadi dalam proses di dalam batang pohon Jepun itu hingga berani mengambil alur proses kebotakan total sebelum berdaun dan berbunga dengan keharuman yang luar biasa?Bahkan tak terduga mempengaruhi keberlangsungan kehidupan kebudayaan di seluruh pulau ini? Membayangkan apa yang terjadi di dalam batang-batang itu. Apakah karena tanah?karena sinar matahari?karena air yang menyirami?atau karena dia tahu bahwa bunganya ditunggu oleh jutaan orang?Ha…Apakah proses di dalam akar dan batang pohon Jepun berlangsung menyakitkan dan tarik menarik sebelum akhirnya mengeluarkan daun. Apakah ada negosiasi kimia antara alam dengan batang dan daun sebelum akhirnya mengeluarkan bunga yang harumnya menentukan nasibnya diantara bunga lainnya?Entah apa yang terjadi di dalam batang-batang pohon Jepun sana, tapi lebih lagi entah bagaimana proses di wilayah daginger dan tulanger terjadi di wilayah sana hingga bisa mewujudkan kembali fungsinya, berjalan. Membayangkan hal itu tidak terjadi begitu saja tetapi sebuah proses yang panjang. Mulai dari pikiran yang menciptakan gerak dan menghasilkan kenyataan.
Maka pagi berikutnya, memicu syaraf melalui pikiran untuk menciptakan gerak-gerak di wilayah KANAN. Memikirkan bagaimana seluruh syaraf tidak lagi hanya saling mengenal tapi mulai bekerjasama, menciptakan jembatan antara sehingga tersambung. Pelan-pelan. Lalu darah-darah beku tahu diri untuk keluar ke dinding kulit diserap oleh kain putih pelindung bakteri jahat agar tidak tercampur dengan sistem lain yang sedang bekerja. Tangan kanan diletakkan di tiga bagian secara bergantian, tulang kering KANAN, telapak kaki KANAN, dan pinggang dimana donor berasal, menghisap semua hal buruk, semua jenis kotoran yang mengganggu menyalurkannya melalui tangan kiri yang mengarah ke tanah, terbuang langsung diserap tanah menjadikannya lebih produktif. Bergantian tangan kiri yang telah membersihkan kotoran diletakkan di tiga bagian itu bergantian, tangan kanan mengarah keatas mendapatkan asupan alam semesta, mengalirkannya ke tangan kiri agar seluruh bagian mendapat energi. Membayangkan, batang pohon Jepun pun melakukan hal yang sama. Berdaun, berbunga.harum.
Bukan begitu, KANAN?
Step Project : Visualisasi. Setiap hari, tidak ada pagi tanpa memberikan energi pada setiap bagian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar