Laman

Yogurt


Selasa, 17 Mei 2011

270 hari

Day 1 – Step Project

Dunia ini luas sekaligus sempit rasanya. Rasa pada lidah berbeda bukan tidak mungkin karena asal negaranya. Yang jelas kebutuhannya sama. Rasa lapar. Juga untuk kesehatan. Nah yang kedua ini yang mendesak lidahku untuk tidak mau mau, eh mau tidak mau harus merasakan cairan agak kental berwarna putih seperti warna putih di Microsoft word yang biasanya. Hm, mungkin lebih putih dari itu. Seingatku dulu, waktu SMU, semua warna putih adalah cool. Itu sebelum saya lebih dekat dengan hijau. Bukan hanya menandakan kalau warna putih itu suci seperti yang biasanya di doktrin oleh banyak penggemar pemakna warna tapi juga karena rasanya kalau memakai putih itu bersinar. Tapi cairan kental ini pernah saya dengar berulang kali kalau ada acara masak-masak di televisi, tapi belum pernah berani mencoba.

Sue, si penyebab penyerta semua ini (kita akan bicara tentangnya nanti berulang) bilang, tentu saja dalam bahasa Inggris :”yogurt itu pro biotik. Akan membantu

Puisi Tengah Malam


Steps Project - a day of surgery

still in Thursday, May 12, 09.00 pm

Malam pertama, bisa dipastikan seluruh penghuni rumah sakit hijau itu menginginkan pasien di kamar sepuluh untuk KELUAR!!! Jeritan dan teriakan sejak pukul 09.00 pm sampai pukul 05.30 am terlalu panjang untuk kisah horror yang beberapa periode perfilman Indonesia merajai bioskop. Para perawat di ruang Ayodya itu bukan tidak mungkin trauma mendengar dering telepon hampir setiap sepuluh menit. Yana, si kemenakan sudah ikut menangis. Kali ini bukan hanya tidak tahan dengan teriakan dan tangisan pilu tapi juga karena tangannya berulangkali ditarik dan digigit tanpa ampun. Hampir berdarah.Belum.

Meskipun berulangkali memastikan bahwa mereka sudah menambahkan dosis ekstra melalui tangan maupun infuse yang bergelantungan di atas kepala, mereka harus bolak-balik, bergantian mendatangi kamar. Sebagian datang sekedar memastikan bahwa mereka mendengar jeritan, atau yang lain datang memegang-megang infuse memastikan semua berjalan lancar, atau berbicara sejenak. Tidak ada yang mau mendengarkan permohonan yang disertai air mata

Donut


Step Project - A day of surgery

Thursday, 12 May 2011, 17.07

“Makan yang banyak” itu pesan paling asyik yang selalu ditunggu-tunggu pasca operasi atau ketika dalam keadaan sakit. Hobi makan memang sudah anugerah yang mengimbangi bentuk tubuhku yang kecil, lucu dan pendek ini dengan aktivitas seluruh tubuh yang kadang sering sulit berhenti kalau sudah punya ide. Pernah juga sempat berpikir keras ketika banyak orang keheranan dengan porsi makan yang tidak sesuai dengan badanku. Senjata jawaban akhirnya ditemukan dan dalam sejarahnya berhasil membungkam semua orang yang berniat menjahili niat makanku yang besar. Bapak angkatku, George, seorang penulis dan peneliti blasteran Belanda dan Semarang, kesekian kalinya bertanya: “kemana semua makanan yang masuk dalam tubuhmu” Seperti biasanya, menjawab pertanyaan dari seorang George harus dengan jawaban yang sekiranya tidak akan memperpanjang percakapan selama dua jam kemudian. Setelah memutar mata mencari akal, dengan tanpa kata, jari telunjuk mengarah pasti ke bagian atas agak tengah antara dua alis. Senyum puas langsung mengembang ketika George bereaksi dengan menggeleng-gelengkan kepala tanda kalah. Sejak itu George bahkan melarang orang-orang di dekatnya untuk bertanya yang sama. Jangan coba-coba, dia punya jawaban mematikan.

Aha, makanan tradisional daerahku, Dui, berada di urutan nomor satu makanan kesukaan. Hm, rasanya semua makanan di desaku adalah makanan paling terbaik di muka bumi. Tentu saja susah untuk mencari makanan itu di pulau dewata yang rasanya