
One day in fourth weeks
Baling-baling fan besar yang tergantung di tengah kamar itu memantul di dinding putih menimbulkan bayangan hitam bergerak. Membantu focus mataku yang tak bisa terpejam. Juga membantu membuatku berpikir hal apa saja yang tiba-tiba bermunculan. Daripada kosong. Sandy Sandhoro cukup membantu dengan kekuatan vocal kuat namun bernapas tak berdaya bilang tentang end of the rainbow, tapi yang teringat syair The Wizard of Oz. Entah ini sudah hari keberapa. Bisa saja saya menghitung ulang, agar pikiran bisa diingatkan bahwa tanggal berlalu cepat, dan semuanya akan baik-baik saja pada akhirnya.tapi tidak ada gunanya. Hanya saja dada sesak, ditutup dengan sakit perut tidak karuan. Kaki baik-baik saja. Secara teknis kedokteran.
Meskipun sudah dua hari ini melewatkan embun dan sinar matahari. Sulit mencari alasan. Mengapa. Tidak adil menyalahkan “Cinderela’s Sister” made in korea yang berseri-seri itu. Hanya ingin pulang. Atau paling tidak melewati malam ini agar cepat pagi.