
Day 8 – Second week
Sebenarnya rencana awal semua proses ini adalah di Solo. Rumah sakit Solo sudah sejak awal disebut-sebut oleh banyak orang berkaitan dengan rencana. Namun Dika mendorongnya lebih baik dari perencanaan itu dan Sue menjadikannya lebih sempurna dengan semua bantuan, motivasi dan ruang yang ada padanya. Ketika pertama kali divonis oleh Dr. Bobi, seorang dokter akupuntur berpengalaman yang sudah berumur bahwa kaki ini sudah mati dan harus secepat, sangat cepat ditangani agar tidak lumpu, rasa panic melanda. Maka hari-hari dipenuhi dengan kunjungan dari satu dokter ke dokter lain, dari satu terapi ke terapi lain, berharap ada yang menghibur dengan kata yang lain. Tapi tetap saja tidak. Semua mengatakan “ jika tidak sekarang, maka jangan bermimpi”
Perjalanan dari TEDxUbud yang kata Sue berulang-ulang mendapatkan empati dari banyak pihak kemudian membawa langkah kaki ke salah satu terapis terkenal di Ubud yang bersedia memberikan terapi gratis padahal tarifnya luar biasa internasional. Terapi dan perbincangan ini kemudian membawaku secara tidak terduga pada salah seorang pengobat tradisional